Tanpa kita sadari, saat ini AI telah mempengaruhi hidup kita. Lalu, bagaimana perkembangan AI di masa depan? Benarkah akan mengambil alih sebagian besar pekerjaan manusia?
Ketahui peran, sisi positif, serta prediksi ahli tentang perkembangan AI di masa depan dalam artikel ini.
Pengantar Perkembangan AI
Di zaman modern seperti saat ini, segala sesuatu dituntut untuk berjalan cepat dan akurat. Di sisi lain, manusia dengan pengetahuannya menemukan beragam alat untuk mempermudah hidup. Salah satu alat tersebut adalah AI.
AI atau Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) merupakan teknologi yang booming sejak tahun 2019 lalu.
Bentuknya tidak selalu robotik seperti di film-film, karena kecerdasan ini dapat disisipkan pada menu dalam aplikasi atau program komputer.
Mari mengenal lebih dalam tentang tren terkini AI beserta prediksi para ahli tentang perkembangan AI di masa depan. Termasuk dampaknya pada kehidupan manusia.
Sejarah Singkat Kecerdasan Buatan
Tidak banyak yang tahu, bahwa AI sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1950-an. Ide tentang robot dan manusia buatan bahkan sudah muncul sejak tahun 1929, saat ilmuwan Jepang Makoto Nishimura menciptakan robot pertama bernama Gakutensoku.
Tahun 1950, Alan Turing mempublikasikan “Computer Machine and Intelligence” yang kemudian menjadi The Turing Test, standar untuk mengukur kecerdasan komputer. Dari penelitian itulah frasa artificial intelligence menjadi populer.
Tahun 1952, Arthur Samuel menciptakan AI pertama yang bisa bermain dam secara independen. dilanjutkan oleh John McCarthy yang menciptakan List Processing, bahasa pemrograman AI pertama yang kini masih digunakan hingga kini.
Penggunaan robot bahkan sudah dilakukan oleh General Motors sejak tahun 1961, yang saat itu dianggap terlalu berbahaya bagi manusia. Di tahun 1966, Eliza, chatbot pertama, dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum.
Penelitian tentang AI sempat meredup di tahun 1970-an karena biaya penelitian dan pengembangan yang besar. Namun penemuan tentang kecerdasan buatan tidak benar-benar berhenti.
Saat industri mengalami booming di era 1980, penggunaan robot di dunia manufaktur semakin marak. Terlebih saat pemerintah Jepang mendukung penelitian robot dan otomatisasi pekerjaan di negaranya.
Penggunaan AI dan robotika kembali meredup di awal tahun 1987 hingga era 1990-an. Lalu bangkit lagi saat IBM dan berbagai perusahaan teknologi perangkat lunak menggunakan teknologi pengenal suara dan mimik manusia dalam produk-produknya.
Di awal 2011, Apple menandai era booming AI hingga sekarang dengan mengeluarkan Siri, asisten virtual pertama. Dilanjutkan oleh perusahaan-perusahaan raksasa seperti Google dan Meta.
Sejak tahun 2019, saat OpenAI merilis ChatGPT dan Dall-e secara terbuka, penggunaan AI semakin umum di berbagai aspek kehidupan, bahkan dapat menggantikan berbagai pekerjaan repetitif dan teknikal yang tadinya dikerjakan oleh manusia.
Tren Terkini dalam Teknologi AI
Terkait dengan kemampuan kerja AI, ada beberapa bidang yang memanfaatkan AI secara masif. Seperti pengolahan data, otomatisasi pekerjaan industri, serta perkembangan jaringan teknologi. Mari membahasnya secara lebih detail.
AI dan Big Data
Data adalah poin penting dalam teknologi dan industri. Dengan data, Anda bisa mengembangkan aplikasi, mengatur strategi, menguasai pasar, dll.
Namun, mengolah data dalam jumlah besar bukanlah hal mudah. Di sinilah AI dan Big Data berperan, dengan kemampuannya mengumpulkan, memilah, serta menganalisis data agar siap dimanfaatkan oleh manusia.
Big Data adalah sebutan untuk teknologi yang mampu mengumpulkan data dalam jumlah yang sangat besar, menyimpan, dan memprosesnya.
Teknologi Big Data, seperti Hadoop, memastikan setiap data dapat diakses dan dianalisis oleh teknologi AI.
Algoritma dan machine learning pada AI akan menganalisis, menginterpretasikan, dan menyajikan data lebih cepat, akurat, dan terukur.
AI pun dilatih untuk bekerja secara otomatis dengan sedikit sekali intervensi manusia.
Dalam industri, AI dan Big Data dapat berguna untuk membantu memprediksi kondisi pasar, melakukan riset konsumen, mengoptimasi manajemen persediaan, mengontrol kualitas, membuat strategi pemasaran, dll.
AI dalam Otomasi
Melalui kemampuannya dalam otomasi pekerjaan, AI dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia untuk hal-hal repetitif. Terutama di dunia manufaktur.
Nah, hal inilah yang sering ditakutkan masyarakat umum, bahwa AI akan menggantikan manusia dan mengakibatkan membludaknya pengangguran.
Sebenarnya, AI tetaplah berfungsi sebagai pembantu pekerjaan manusia. Penggunaan robot dalam manufaktur juga bukanlah hal yang baru, karena telah berlangsung sejak tiga dekade lalu.
AI dapat mengotomasi pekerjaan sehingga proses industri dan bisnis jauh lebih efektif dan efisien. Manusia sendiri tetap menjadi pengambil keputusan, pengendali, dan pemberi perintah.
Otomasi yang dilakukan AI akan memperkecil kemungkinan salah prosedur, seperti saat mendeteksi kerusakan pada mesin dan alat industri. Atau saat merekomendasikan diagnosis pada pasien di rumah sakit.
Manusia berfungsi mengecek kembali rekomendasi AI, mencocokkannya dengan kondisi di lapangan, lalu mengambil keputusan. Kerja sama ini akan jauh lebih akurat dibandingkan jika kita bekerja sendiri tanpa bantuan AI.
AI di Edge Computing
Edge computing adalah proses komputasi di tepi sumber data (edge = tepi). Maksudnya, proses pengolahan data dilakukan di dekat sumber data tersebut sehingga prosesnya lebih cepat walaupun sinyal internet sedang buruk.
Teknologi ini berkembang seiring semakin banyaknya gawai atau perangkat internet yang digunakan masyarakat. Sehingga, perangkat tidak perlu menggunakan cloud dan server pusat tertentu karena data dapat diolah di lokasinya sendiri.
Contohnya begini. Saat Anda sedang bekerja menggunakan Google Sheet, lalu sinyal internet memburuk. Penyimpanan data akan tetap berlangsung di perangkat Anda. Sehingga tidak lagi terputus dan tidak menyebabkan data hilang.
Atau saat Anda berkirim pesan melalui ponsel ke teman yang berada di gedung yang sama. Pesan tersebut tidak perlu dikirim dulu ke server yang berada jauh dari gedung, melainkan langsung terkirim ke teman Anda.
Nah, penggunaan AI juga akan lebih optimal dengan edge computing ini. Misalnya sebuah pabrik menggunakan sistem komputasi dan AI untuk memonitor kinerja mesin produksi.
Dengan edge computing, puluhan bahkan ratusan kamera dan perangkat tetap bisa bekerja dan menggunakan sinyal internet tanpa penundaan serta tanpa biaya bandwidth yang besar.
Dampak AI pada Industri Berbeda
Setelah mengetahui sejarah dan perkembangan AI, mari membahas dampaknya di dunia industri.
Otomatisasi dan Pekerjaan Masa Depan
Walaupun sebagian besar pekerjaan repetitif dapat dikerjakan oleh AI, sedianya masih ada peluang kerja yang cukup beragam bagi manusia di masa depan.
Pekerjaan ini terutama berkaitan dengan kreativitas, penemuan, kontrol, logika, dan pengendalian. Karena tentu saja tidak semua hal bisa dikerjakan oleh kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan terbatas.
AI berfungsi menyediakan data dan membantu mengerjakan beberapa pekerjaan untuk meringankan tugas manusia. Contohnya dalam industri:
- Industri keuangan: mendeteksi kecurangan dalam prosedur akuntansi, memprediksi pasar, menilai resiko kredit, dan menangani pelanggan melalui chatbot.
- Industri retail: mengoptimasi penanganan persediaan barang dan menganalisa strategi harga.
- Industri manufaktur: mencari dengan cepat kerusakan pada mesin, menjaga kontrol kualitas produksi.
- Pemasaran: menargetkan iklan ke konsumen tertentu, menganalisa perilaku konsumen, dan layanan pelanggan melalui chatbot.
Inovasi dalam Kesehatan oleh AI
Sebagian besar rumah sakit besar di dunia (termasuk Indonesia) menggunakan sistem manajemen terkomputerisasi untuk mengatur operasional. Termasuk manajemen data pasien.
Pernahkah Anda menerima chat otomatis dari WhatsApp rumah sakit tempat Anda berobat? Itu adalah salah satunya.
AI juga membantu menganalisis data dan riwayat kesehatan pasien untuk mempersonalisasi layanan kesehatan. Semacam rekam medik dalam versi lebih canggih.
Sistem ini membantu dokter menegakkan diagnosis, meresepkan obat, menjadwalkan terapi, dll. Sehingga pasien akan mendapatkan perawatan yang lebih tepat dan efisien.
Transformasi Pendidikan dengan Teknologi AI
Pernahkah Anda mendengar tentang ELSA Speak? Atau Carnegie Learning? Keduanya adalah AI tools dalam dunia pendidikan.
AI dapat membantu seseorang mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran. Misalnya ELSA yang membantu belajar bahasa Inggris.
AI juga dapat mempersonalisasi jadwal, program belajar, serta silabus saat Anda ingin mempelajari suatu ilmu baru. Misalnya saat Duolingo memberikan saran tingkat pelajaran dan soal-soal berdasarkan kemampuan Anda.
AI akan mempermudah pembuatan konten belajar, soal-soal latihan, dan melakukan penilaian. Penggunaan AI pada Canva, Quizziz, dan CapCut adalah beberapa contohnya.
Intinya, di industri apapun saat ini, AI adalah alat yang dapat meningkatkan produktivitas manusia.
Tren dan Prediksi untuk Masa Depan AI
Artificial Intelligence yang saat ini kita nikmati adalah tipe ANI (Artificial Narrow Intelligence). Jenis AI yang bisa mengerjakan pekerjaan secara terbatas, sesuai program atau prompt yang manusia beri.
Bagaimana dengan jenis AI lainnya yang lebih canggih? Apa prediksi ilmuwan tentang perkembangan AI di masa depan?
Generative AI dan Potensinya
Generasi selanjutnya setelah ANI adalah AGI (Artificial General Intelligence). Jenis AI yang memiliki kemampuan multitasking layaknya manusia.
Dengan kata lain, AI ini memiliki kecerdasan setara dengan manusia pada umumnya.
Pemanfaatan teknologi ini secara nyata dalam kehidupan manusia belum terjadi. Namun, penelitian para ilmuwan mulai menyentuh ranah AGI.
Misalnya, usaha penciptaan robot yang dapat menunjukkan mimik wajah yang berubah-ubah layaknya manusia.
Saat ini, teknologi yang dipandang paling mendekati AGI adalah ChatGPT-4. Karena kemampuannya untuk ‘berbicara’ layaknya percakapan manusia.
Juga kemampuannya dalam menyelesaikan soal matematika, coding, pengetahuannya dalam pengobatan, psikologi, visi terhadap masalah tertentu, dll.
Namun, Sam Altman sendiri menganggap ChatGPT-4 belum mendekati kriteria AGI sama sekali.
Integrasi AI dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain dalam dunia industri dan bisnis, AI juga sebenarnya telah menyentuh kehidupan kita sehari-hari.
Ada banyak fungsi AI yang secara tidak sadar kita gunakan dalam kehidupan. Mencari di search engine, misalnya. Membuat desain grafis dan infografis untuk tugas sekolah, membuat tugas kuliah menggunakan ChatGPT, dll.
Salah satu tugas AI lainnya adalah menjadi asisten virtual. Pernahkah Anda menggunakan Google Assistant? Nah, itu adalah salah satu asisten virtual berbasis AI.
Prediksi Ahli tentang Masa Depan Kecerdasan Buatan
Pengembangan AI belum selesai, karena ilmuwan masih berharap dapat mengembangkan AI hingga ke tahap Artificial Super Intelligence (ASI).
Namun, seperti halnya AGI yang masih belum dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan, ASI juga masih berada di ranah fiksi ilmiah. Artinya, kecerdasan super seperti ini masih sangat jauh dari kenyataan.
Sam Altman, CEO OpenAI, berpendapat bahwa AGI akan merevolusi industri dan kehidupan manusia, sementara Andrew Ng melihat AI akan semakin terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari dengan fokus pada aplikasi praktis seperti pengolahan bahasa alami dan otomatisasi.
Namun, Yoshua Bengio memprediksi bahwa AI akan berkembang melalui pendekatan berbasis data dan kreativitas mesin.
Para ahli terbagi dalam pandangan mereka tentang ASI: ada yang khawatir bahwa pengembangan kecerdasan super dapat menimbulkan ancaman keselamatan bagi manusia, sementara yang lain percaya bahwa ASI dapat mengungkap banyak rahasia alam yang belum bisa dipahami oleh manusia.
Para ahli sendiri masih terbagi dua dalam pengembangan AI. Sebagiannya merasa tidak etis mengembangkan kecerdasan super karena dapat mengancam keselamatan manusia.
Sebagian lagi berharap kecerdasan super dapat mengungkap banyak rahasia alam yang tidak bisa dihadapi oleh akal manusia.
Apapun itu, saat ini, AI masih dalam tahap aman untuk digunakan, dengan potensi besar untuk inovasi teknologi serta tantangan terkait etika, regulasi, dan keamanan.
Implikasi Etis dari Perkembangan AI
Seperti halnya pengembangan ilmu pengetahuan lainnya, penelitian dan implikasi AI juga memiliki kode etik dan regulasi. Mari simak penjelasan lengkapnya.
Pertimbangan Etis dalam Penggunaan AI
Kode etik dalam penggunaan dan pengembangan AI (AI ethics) adalah prinsip-prinsip utama yang mengatur bagaimana para stakeholder AI menggunakan teknologi ini.
Para stakeholder tersebut termasuk ilmuwan, pengguna, pengembang, dan pemerintah. Teknologi AI harus digunakan secara aman, bertanggung jawab, dan manusiawi.
Kode etik utama yang disepakati para stakeholder adalah penggunaan AI tidak boleh menyerang privasi dan keamanan pribadi serta kepentingan negara.
Regulasi dan Kebijakan untuk Teknologi AI
Saat ini, belum ada kode etik khusus yang disepakati oleh seluruh stakeholder AI di seluruh dunia. Namun di tahun 2021, UNESCO telah merekomendasikan regulasi tentang AI yang kemudian disetujui oleh 193 negara.
Rekomendasi ini masih sangat luas dan dapat menjadi standar bagi perancangan kode etik oleh pengembang AI. Kode etik ini dibagi ke dalam sepuluh prinsip, yaitu:
- Proporsional dan tidak menyakiti
- Mengutamakan keamanan dan keselamatan
- Hak atas privasi dan perlindungan data
- Dapat dikembangkan banyak pihak dan kolaboratif terhadap kebijakan pemerintah
- Tanggung jawab dan akuntabilitas
- Transparan dan dapat dijelaskan
- Mendukung sisi humanis
- Berkelanjutan
- Literasi dan dukungan kesadaran
- Berkeadilan dan tanpa diskriminasi
Tanggung Jawab Manusia dalam Era Kecerdasan Buatan
Bagaimanapun, AI adalah produk manusia dan penggunaannya harus tetap mengutamakan sisi humanis.
Pengembang harus memastikan bahwa AI dirancang dengan etika, menjaga privasi dan keamanan data, serta menghindari bias dalam algoritma.
Pengguna juga memiliki tanggung jawab untuk bijaksana dalam membagikan data pribadi dan memahami bagaimana data mereka digunakan.
Di sisi lain, pemerintah perlu membuat regulasi yang ketat untuk melindungi masyarakat tanpa menghambat perkembangan pengetahuan dan inovasi teknologi.
Secara keseluruhan, kolaborasi antara pengembang, pengguna, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa kemajuan AI bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Kesimpulan
AI atau Artificial Intelligence telah membantu banyak hal dalam pekerjaan manusia. Menjadikannya lebih efektif dan efisien, serta mengurangi beban pekerjaan repetitif dan teknikal.
Serbuan AI terlihat menyeramkan bagi sebagian orang, dengan alih AI akan menggantikan peran sebagian besar manusia.
Namun, sebenarnya hal tersebut tidak menjadi masalah jika kita dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi ini.
Karena nyatanya, banyak segmen yang belum memungkinkan diisi oleh AI. Seperti seni dan kreativitas, pengambilan keputusan, dll.
Ingin mendapatkan informasi terkini lainnya tentang AI dan teknologi? Baca artikel lainnya di blog Aivia.
Atau hubungi customer service Aivia jika Anda tertarik memanfaatkan teknologi ini dalam bisnis. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply